MENGENAL SEBUAH KATA
Di pagi yg cerah ini aku
memulai hidupku lagi dengan sebuah perubahan, paahal aku sendiri tidak tahu apa
yg harus aku rubah, menurutku semuanya biasa biasa saja dan nggak ada yg
istimewa, aku lebih memantapkan niatku untuk menjadi seorang penulis novel yg
mempunyai banyak pengalaman, dari perjalanan hidupku, dan orang lain. Tapi
masih sedikit takut dengan hal hal yg nggak aku harapkan, nilai jeblok
misalnya? Dan hal itu gara gara aku kebanyakan memakai waktuku untuk nulis,
nulis, dan nulis. Dan minggu depan sekolah ku sudah mengadakan tes kenaikan
kelas, jadi aku harus menghentikan hobiku ini, untuk masa depanku yg lebih
menungguku disana.
Sore itu sehabis aku pulang
dari toko buku, Nathan ternyata sudah lama menunggu dirumahku, ya biasanya aku
dan Nathan shampir setiap hari belajar bersama. “Nathan? Kok dateng nggak
bilang aku dulu? Kalau aku tahu kamu mau dateng ke rumah, aku tadi bakal cepet
cepet pulang, kamu udah lama disini?”tanyaku pada Nathan. “Oh, nggak kok Ken,
aku baru aja, aku tadi juga nggak kepikiran buat ngabarin kamu dulu, ya soalnya
biasanya kamu juga dirumah”tegas Nathan padaku. “Oh ya Than, aku tadi habis
dari toko buku, nyari nyari buku edisi terbaru sih, buat inspirasi, nah nggak
sengaja aku ketemu sama Cowok Judes yg sesekolahan sama kita Than”ceritaku pada
Nathan. “Cowok Judes? Siapa Ken?”. “Aku juga nggak tau Than, dia anak kelas 2
juga, dia kemana mana selalu bawa buku yg dibacanya, tapi sombong banget
orangnya”. “Oh ya? Masalahnya aku nggak tau dia langsung Ken, jadi ya pastinya
aku nggak tau pasti”.
Aku jadi merasa semakin
penasaran siapa cowok itu sebenarnya, walaupun itu nggak penting sama sekali,
tapi aku tetep nyari’ tau tentang dia. Malemnya, orang serumah heboh dengan
datangnya seorang gadis cantik yg datang kerumah bareng mas Refa. “Refa
pulaaaang, yuhuuuuu?”teriak mas Refa dengan muka yg bahagia. “Eh gembul, udah
pulang mbul? Tampang lo bahagia banget? Habis BAB ya? Biasanya lo kalo habis
Bab, mukanya langsung sumringah”ejek ku paa mas Refa. “Ehhhhhh cimol, enak aja
bilang kaya gitu, eh dek, mama papa mana?”. “Tumben nyari mama papa? Biasanya
kalo pulang bludas bludus gitu? Eh mas? Itu siapa?”tanyaku penasaran sambil
jinjit nginguk seseorang yg dibelakang mas Refa. “Ehhh ada tamu ya Ref? Suruh
masuk dong, kok diluar aja, sini sini masuk”perintah mama dan papa. Setelah mas
Refa dan gadis itu masuk, aku, mbak Wilga, dan mas Rafa jug ikut kumpul di
ruang tamu. “Ma,Pa ini Helen, dia adalah pacarku, aku sangat menyayangi dan
mencintainya, aku pengan kalian semua mengenal Helen dengan baik, dan merestui
hubunganku dengan Helen, gimana?”detail mas Refa. “Oh, jadi ini pacar kamu ref?
Mama sama papa, tetap dukung pilihan kamu ref, yg penting kamu nggak boleh
mempermainkan perasaan seorang wanita yg kamu sayangi, apalagi kamu cintai,
jaga Helen ref, dan kita semua setuju, dan merestui huungan kamu sama
Helen.”jelas mama secara detail banget. “Makasih banyak om, tante, kakak, dan
adik, saya akan menjaga Refa dengan baik”. Setelah itu suasana kembali seperti
biasa. Dan malam itu aku, mbak Wilga, mas Refa, mas Rafa dan aku kumpul bareng
dikamar. Baru pertama ini mas Refa berani banget minta restu mama papa, dan
bawa orangnya lagi. “Lo gentle man juga ref?”tanya mbak Wilga, “Yaiyalah, masa
yaiyadong main aja sepak bola, masa sepak bodong? Gue kan cowok kece mbak nggak
kaya Rafa, ya nggak Raf?”jahil mas Refa. “NGGAK !” kata mas Rafa.”Alaaah? kece
apaan mas? KECEret?”ejekku dengan muka troll. “Plas plos aja lo dek, aku
ceritain ya, Helen itu adalah wanita terindah yg aku miliki..”. “Berarti, aku,
mama, dan mbak Wilga bukan wanita yg terindah yg mas Refa miliki?”sindirku.
“Yeee nggak gitu cimoool, makannya dengerin dulu”. Mas refa terus bercerita
“blaaa..blaaaa..blaaaaa” dan beberapa kemudian, aku, mbak Wilga, dan mas Rafa
terlelap tidur, dan penuh dengan rasa kesal mas Refa koprol sambil kayang.
-__________-
Nggak terasa udah pagi lagi,
kali ini aku berangkat dianter papa. Pas sampai disekolah, tepatnya di kelas
sebelah, aku melihat sesorang yg membawa buku bacaannya sambil ditemani sekotak
Ultra Milk,dan segelas Aqua. Ternyata dia adalah cowok judes itu. Perlahan aku
berjalan mendekatinya, dan duduk didekatnya sekitar jarak 1 meter darinya. Aku
pun membuka mulutku dan bertanya padanya, “Suasana hari ini tenang banget ya?
Oh ya, kita belum saling kenal kan? Kenalin deh aku Ken, dari kelas sebelah,
kalo kamu?”tanyaku sambil memandanginya dan mamandangi buku yg dia baca.
“Gue Darwin”jawabnya singkat. “Sehari
kamu bisa baca berapa buku? Soalnya setiap aku ketemu kamu, pasti buku yg kamu
baca pasti beda beda”jelasku. “Paling 2/3 buku”katanya. Semakin hari yg telah
berlalu, semakin aku memantapkan belajarku untuk tes semesteran, dan
meninggalkan hobiku menulis untuk sementara waktu ini. Temen temen aku yg
selalu ada buat aku, dan kita selalu kumpul bareng dan apa apapun bareng,
mereka selalu mendukung apa yg aku lakukan, karena mereka semua percaya padaku,
bahwa aku bisa menjadi yg terbaik bagi semua orang, maupun membawa kebaikan
diriku sendiri. Dan akhirnya waktu tes semesterpun tiba, kali ini aku bener
bener nggak ada waktu buat dunia luar, pulang sekolah ya langsung pulang dan
belajar sama keluarga ataupun Nathan. Aku selalu belajar, belajar dan belajar.
Hingga waktu yg berjalan terus, akhirnya
tes semester itu selesai juga, dan satu
minggu kemudian sekolah ngadain pembagian rapor, dan aku bersyukur banget
karena aku bisa naik ke kelas 3, dengan nilai yg cukup tinggi, dan ternyata
perjuanganku selama ini ga sia sia. Sekeluarga bangga sama aku, dan mas Rafa
juga lulus dari kelas 3, dia ngelanjutin kuliahnya, oh iya kalo mbak Wilga
kuliah di ITB, mas Refa dan mas Rafa kuliah di UI. Dan ternyata Darwin juga
medapat nilai tertinggi disekolah, ya
tapi dia nggak bisa lepas dari buku yg ada dari genggamannya, dan dikelas 3
ini, aku sekelas sama Nathan dan Darwin. Jadinya aku lebih mengenal Darwin
lebih dekat, dan sekarang aku bener bener deket sama Darwin, kita sering
bersama, kita sering tukar informasi, an pikiran kita, kita juga sering sharing
dengan mimpi kita, cita cita kita, dan aku pun jadi merasa jauh dengan
komplotanku, tapi kita saling mengerti sesama, karena waktu juga nggak terus
terusan buat sahabat, aku menjalani semuanya berdasarkan waktu yg telah
berpihat kepadaku, menjalani apa yg harus, dan nggak harus dijalani. Semuanya
tak berubah dan tetap seperti biasanya, seiring waktu berlalu, tibalah saatnya
aku menjalani Ujian Nasional. Awalnya aku sangat takut karena aku yg nggak tau
apa apa, harus njalani Ujian ini untuk mencapai impianku dimasa depan, dan
selang beberapa bulan, pengumuman Ujian diumumkan, sekolahku lulus 100%. Dan inilah
awalku membuka kehidupanku yg baru J
Liburan kelulusan, aku pergi
ke Bali sama temen temen yg lain, dan sama Darwin juga. Disana aku mulai
mencari apa yg aku cari dan apa yg harus aku cari. Aku bisa mencari inspirasi
untuk ngelanjutin tulisanku. Sebelumnya aku udah diterima di UI barengan sama
Rena, Mili, Sivia, Remon, Kevin, Aan, Nathan, dan Darwin. Tapi mereka semua
mencar mencar mereka lebih mentingin kuliahnya, kalau aku pribadi, aku ga
terlalu spaneng buat ngejalaninya, jadi aku leih milih peergi cari inspirasi
baru, cari hal yg baru. Dan saat itu aku memeutuskan untuk berhenti kuliah, dan
meneruskan aku untuk berkarya, lewat sebuah untaian kata yg aku beri makna
dalam kehidupanku atau kehidupan orang lain. Dan keluargaku menyetujuinya, dan
yg terpeting agi mereka adalah jika aku bahagia. Jadi ya it’s okay, kenapa
enggak? Karena aku udah yakin aku ini bisa memberikan kebanggan untuk orang
orang yg aku sayangi. Aku memulainya dengan mengenal sebuah kata yg aku jadikan
sebuah kalimat yg bermakna, bagiku, setiap kata yg terucap akan membawa arti
tersendiri bagi mereka yg mengerti dan memahami arti kata itu, satu buah kata
artinya bukan hanya satu, misalnya kata CINTA, ada orang yg berkata bahwa cinta
itu indah, cinta itu sakit, cinta itu selamanya, cinta itu buta, cinta itu ini,
cinta itu itu, dan blaaa, blaaa blaaaa...
Jadi ibaratkan sebuah kata
itu adalah langkah awal kita menjalani hidup, yg penuh makna setiap langkahnya,
penuh arti, penuh mimpi, penuh harapan dan masih banyak lagi. Maka dari itu, jangan
pernah menyianyiakan sesuatu yg datang pada diri kita, hargai dia, dan jangan
sampai penyesalan datang ketika kita mulai mengerti akan sesuatu yg datang pada
kita itu.
ARTI KEHIDUPAN
Aku berada di Bali selama 1
minggu, aku tinggal disebuah apartement di daerah Denpasar, disana aku
menemukan banyak hal yg membuatku merasakan arti hidup yg sesungguhnya, kali
ini Nathan menyusulku ke Bali. “Bagaimana tentangmu? Masih mencari
inspirasi?”tanya Nathan. “Pastinya Than, aku disini betah banget, bahkan aku
pengen tinggal disini terus, disini banyak hal baru, pengalaman baru yg aku
temukan, bagiku inilah arti hidup yg sebenarnya, sekarang kamu gimana Than?
hahaha”candaku pada Nathan. “Aku sekarang kerja disuatu perusahaan di Jakarta,
temen temen yg lain juga udah pada mapan disana, Darwin sekarang juga lagi
ngelanjutin sekolah seni di Singapore”kata Nathan. “Oh ya, wah kalian semua itu
hebat hebat ya, hahahaa, Than, temenin aku ke suatu tempat yuk?”ajakku, “Kemana
Ken?”peasaran, ayo deh ikut aja. Aku mengajak Nathan pergi kesebuah bukit, yg
bawahnya ada sebuah danaunya yg jernih. Aku dan Nathan memandangi langit dan
membicarakan tentang mimpi kita masing masing. Namun eggak lama kemudian darah
segar keluar dari lubang hidungku, pertamanya aku hanya menduga ini hanyalah
sebatas mimisan karena kecapekan. Nathan pertamanya juga khawatir banget, tapi
aku berusah meyakinkan kalo aku itu nggak apa apa. Beberapa hari setelah Nathan
pulang, aku mencoba periksa ke Rumah sakit yg ada di Denpasar, setelah cek ke
dokter, kata dokter aku terkena penyakit yg cukup serius, Kanker Darah atau
Leukimia dan juga TBC, sering banget aku mngeluarkan darah dari mulut ataupun
dari hidung. Aku nggak bisa ngomong ke mereka tentang ini semua aku nggak mau
melihat mereka khawatir denganku, dan akhirnya aku menyimpan penyakitku ini
dari semua orang. Di apartement kegiatanku hanyalah menulis sebuah kisah, untuk
beberapa episode, dan setelah aku menyelesaikannya, aku kirim hasil karyaku ke
Jakarta, sekalian aku pulang kampung. Dari jakarta aku langsung ke Bandung,
sampai dirumah aku disambut dengan meriah sama keluargaku ini, ada temen temen
juga disana, aku memutuskan untuk beberapa hari di Jakarta, dan bertemu dengan
Darwin dalam sebuah Rumah singgah dipedesaan yg masih alami suasananya.
“Selamat ya Ken, kamu bener bener orang yg berinspirasi, dan berprestasi aku
bangga sama kamu”puji Darwin, “Thanks darwin, gimana dengan kabarmu?”. “Ya kaya
gini Ken”. Lama kelamaan aku jadi semakin males sama darwin, dia terlalau
mengampangkan hidupnya, dan tanpa berfikir panjang dengan apa yg akan dia
lakukan. Dan aku sangat benci dengan orang yg seperti itu. Setelah berjalannya
waktu aku mencoba untuk menghindar dari Darwin, waktu di Bali aku nggak bisa
ngerjain tulisan aku, karena Darwin selalu menggangguku, dan selalu meminta
waktuku, lalu sekarang dia kembali ke Singapore dan tinggal disana. Lalu aku
menyisakan waktuku di Jakarta buat sama keluarga. Dan selama aku di Jakarta,
mbak Wilga married dengan cowok idamannya yaitu mas Titan. Mbak Wilga sekarang
bekerja sebagai Dokter dan mas Titan adalah rekan kerja mbak Wilga, mas Rafa
sekarang juga udah punya cewek namanya mbak Serin.
Waktu itu Nathan dateng ke
rumah. “Hey than, makan sini”ajak mas Rafa, mas Refa, dan mas Titan. “Udah kok
mas, udah makan kok”jawabnya. “Oh mau cari Ken? Dia diatas, samperin
gih”perintah mas Rafa. Lalu dengan pelan Nathan mengetuk pintu kamarku, “Ken?
Ken?”panggil Nathan. “Heyyy Nathaaan? Pakabar?”tanyaku dengan bahagia. “Baik
banget Ken, kamu?”. “Aku baik kok than, tapi besok aku harus balik ke Bali, oh
ya, bantuin beres beres yuk Than. Waktu itu aku sangat merasa nyaman dengan
Nathan, dia yg selalu ada buat aku, selama ini. “Jadi gimana than? Besok aku
harus bawa buku yg ini apa yg ini?”tanyaku sambil memandang Nathan. “Emmm jadi,
jadi, kita jadian aja yuk?”jawaban Nathan yg membuatku kaget. “Apa?
Jadian?”.”Iya jadian, mau?”tanya nathan. “mmmmm mmau”jawabku dengan gugup,
sejak saat itu aku bahagia bisa memiliki Nathan, dia yg selalu ngertiin aku.
Kali ini aku merasa lebih nyaman dengan keberadaan Nathan disampingku, walaupun
gaada seorangpun yg tahu tentang penyakitku yg semakin parah. Tapi aku yakin
arti dari sebuah kesakitan ini, adalah makna dari sebuah kehidupan yg
sesungguhnya, yg disitu ada senang, sedih, sakit, seperti rasa nano nano, tapi
kita akan merasakan hal yang sangat berarti bagi kita, jika kita tidak
menyianyiakan waktu yg telah berpihak pada kita, dan tidak memaksakan segala
hal yg diluar kemampuan kita. I’ts Life Sob J
Tidak ada komentar:
Posting Komentar