Kamis, 14 November 2013

Mengenal sebuah kata (terinspirasi menjadi seorang penulis)

MENGENAL SEBUAH KATA
Di pagi yg cerah ini aku memulai hidupku lagi dengan sebuah perubahan, paahal aku sendiri tidak tahu apa yg harus aku rubah, menurutku semuanya biasa biasa saja dan nggak ada yg istimewa, aku lebih memantapkan niatku untuk menjadi seorang penulis novel yg mempunyai banyak pengalaman, dari perjalanan hidupku, dan orang lain. Tapi masih sedikit takut dengan hal hal yg nggak aku harapkan, nilai jeblok misalnya? Dan hal itu gara gara aku kebanyakan memakai waktuku untuk nulis, nulis, dan nulis. Dan minggu depan sekolah ku sudah mengadakan tes kenaikan kelas, jadi aku harus menghentikan hobiku ini, untuk masa depanku yg lebih menungguku disana. 
Sore itu sehabis aku pulang dari toko buku, Nathan ternyata sudah lama menunggu dirumahku, ya biasanya aku dan Nathan shampir setiap hari belajar bersama. “Nathan? Kok dateng nggak bilang aku dulu? Kalau aku tahu kamu mau dateng ke rumah, aku tadi bakal cepet cepet pulang, kamu udah lama disini?”tanyaku pada Nathan. “Oh, nggak kok Ken, aku baru aja, aku tadi juga nggak kepikiran buat ngabarin kamu dulu, ya soalnya biasanya kamu juga dirumah”tegas Nathan padaku. “Oh ya Than, aku tadi habis dari toko buku, nyari nyari buku edisi terbaru sih, buat inspirasi, nah nggak sengaja aku ketemu sama Cowok Judes yg sesekolahan sama kita Than”ceritaku pada Nathan. “Cowok Judes? Siapa Ken?”. “Aku juga nggak tau Than, dia anak kelas 2 juga, dia kemana mana selalu bawa buku yg dibacanya, tapi sombong banget orangnya”. “Oh ya? Masalahnya aku nggak tau dia langsung Ken, jadi ya pastinya aku nggak tau pasti”.
Aku jadi merasa semakin penasaran siapa cowok itu sebenarnya, walaupun itu nggak penting sama sekali, tapi aku tetep nyari’ tau tentang dia. Malemnya, orang serumah heboh dengan datangnya seorang gadis cantik yg datang kerumah bareng mas Refa. “Refa pulaaaang, yuhuuuuu?”teriak mas Refa dengan muka yg bahagia. “Eh gembul, udah pulang mbul? Tampang lo bahagia banget? Habis BAB ya? Biasanya lo kalo habis Bab, mukanya langsung sumringah”ejek ku paa mas Refa. “Ehhhhhh cimol, enak aja bilang kaya gitu, eh dek, mama papa mana?”. “Tumben nyari mama papa? Biasanya kalo pulang bludas bludus gitu? Eh mas? Itu siapa?”tanyaku penasaran sambil jinjit nginguk seseorang yg dibelakang mas Refa. “Ehhh ada tamu ya Ref? Suruh masuk dong, kok diluar aja, sini sini masuk”perintah mama dan papa. Setelah mas Refa dan gadis itu masuk, aku, mbak Wilga, dan mas Rafa jug ikut kumpul di ruang tamu. “Ma,Pa ini Helen, dia adalah pacarku, aku sangat menyayangi dan mencintainya, aku pengan kalian semua mengenal Helen dengan baik, dan merestui hubunganku dengan Helen, gimana?”detail mas Refa. “Oh, jadi ini pacar kamu ref? Mama sama papa, tetap dukung pilihan kamu ref, yg penting kamu nggak boleh mempermainkan perasaan seorang wanita yg kamu sayangi, apalagi kamu cintai, jaga Helen ref, dan kita semua setuju, dan merestui huungan kamu sama Helen.”jelas mama secara detail banget. “Makasih banyak om, tante, kakak, dan adik, saya akan menjaga Refa dengan baik”. Setelah itu suasana kembali seperti biasa. Dan malam itu aku, mbak Wilga, mas Refa, mas Rafa dan aku kumpul bareng dikamar. Baru pertama ini mas Refa berani banget minta restu mama papa, dan bawa orangnya lagi. “Lo gentle man juga ref?”tanya mbak Wilga, “Yaiyalah, masa yaiyadong main aja sepak bola, masa sepak bodong? Gue kan cowok kece mbak nggak kaya Rafa, ya nggak Raf?”jahil mas Refa. “NGGAK !” kata mas Rafa.”Alaaah? kece apaan mas? KECEret?”ejekku dengan muka troll. “Plas plos aja lo dek, aku ceritain ya, Helen itu adalah wanita terindah yg aku miliki..”. “Berarti, aku, mama, dan mbak Wilga bukan wanita yg terindah yg mas Refa miliki?”sindirku. “Yeee nggak gitu cimoool, makannya dengerin dulu”. Mas refa terus bercerita “blaaa..blaaaa..blaaaaa” dan beberapa kemudian, aku, mbak Wilga, dan mas Rafa terlelap tidur, dan penuh dengan rasa kesal mas Refa koprol sambil kayang. -__________-
Nggak terasa udah pagi lagi, kali ini aku berangkat dianter papa. Pas sampai disekolah, tepatnya di kelas sebelah, aku melihat sesorang yg membawa buku bacaannya sambil ditemani sekotak Ultra Milk,dan segelas Aqua. Ternyata dia adalah cowok judes itu. Perlahan aku berjalan mendekatinya, dan duduk didekatnya sekitar jarak 1 meter darinya. Aku pun membuka mulutku dan bertanya padanya, “Suasana hari ini tenang banget ya? Oh ya, kita belum saling kenal kan? Kenalin deh aku Ken, dari kelas sebelah, kalo kamu?”tanyaku sambil memandanginya dan mamandangi buku yg dia baca. “Gue  Darwin”jawabnya singkat. “Sehari kamu bisa baca berapa buku? Soalnya setiap aku ketemu kamu, pasti buku yg kamu baca pasti beda beda”jelasku. “Paling 2/3 buku”katanya. Semakin hari yg telah berlalu, semakin aku memantapkan belajarku untuk tes semesteran, dan meninggalkan hobiku menulis untuk sementara waktu ini. Temen temen aku yg selalu ada buat aku, dan kita selalu kumpul bareng dan apa apapun bareng, mereka selalu mendukung apa yg aku lakukan, karena mereka semua percaya padaku, bahwa aku bisa menjadi yg terbaik bagi semua orang, maupun membawa kebaikan diriku sendiri. Dan akhirnya waktu tes semesterpun tiba, kali ini aku bener bener nggak ada waktu buat dunia luar, pulang sekolah ya langsung pulang dan belajar sama keluarga ataupun Nathan. Aku selalu belajar, belajar dan belajar. Hingga waktu yg  berjalan terus, akhirnya tes semester itu selesai juga,  dan satu minggu kemudian sekolah ngadain pembagian rapor, dan aku bersyukur banget karena aku bisa naik ke kelas 3, dengan nilai yg cukup tinggi, dan ternyata perjuanganku selama ini ga sia sia. Sekeluarga bangga sama aku, dan mas Rafa juga lulus dari kelas 3, dia ngelanjutin kuliahnya, oh iya kalo mbak Wilga kuliah di ITB, mas Refa dan mas Rafa kuliah di UI. Dan ternyata Darwin juga medapat nilai tertinggi disekolah,  ya tapi dia nggak bisa lepas dari buku yg ada dari genggamannya, dan dikelas 3 ini, aku sekelas sama Nathan dan Darwin. Jadinya aku lebih mengenal Darwin lebih dekat, dan sekarang aku bener bener deket sama Darwin, kita sering bersama, kita sering tukar informasi, an pikiran kita, kita juga sering sharing dengan mimpi kita, cita cita kita, dan aku pun jadi merasa jauh dengan komplotanku, tapi kita saling mengerti sesama, karena waktu juga nggak terus terusan buat sahabat, aku menjalani semuanya berdasarkan waktu yg telah berpihat kepadaku, menjalani apa yg harus, dan nggak harus dijalani. Semuanya tak berubah dan tetap seperti biasanya, seiring waktu berlalu, tibalah saatnya aku menjalani Ujian Nasional. Awalnya aku sangat takut karena aku yg nggak tau apa apa, harus njalani Ujian ini untuk mencapai impianku dimasa depan, dan selang beberapa bulan, pengumuman Ujian diumumkan, sekolahku lulus 100%. Dan inilah awalku membuka kehidupanku yg baru J
Liburan kelulusan, aku pergi ke Bali sama temen temen yg lain, dan sama Darwin juga. Disana aku mulai mencari apa yg aku cari dan apa yg harus aku cari. Aku bisa mencari inspirasi untuk ngelanjutin tulisanku. Sebelumnya aku udah diterima di UI barengan sama Rena, Mili, Sivia, Remon, Kevin, Aan, Nathan, dan Darwin. Tapi mereka semua mencar mencar mereka lebih mentingin kuliahnya, kalau aku pribadi, aku ga terlalu spaneng buat ngejalaninya, jadi aku leih milih peergi cari inspirasi baru, cari hal yg baru. Dan saat itu aku memeutuskan untuk berhenti kuliah, dan meneruskan aku untuk berkarya, lewat sebuah untaian kata yg aku beri makna dalam kehidupanku atau kehidupan orang lain. Dan keluargaku menyetujuinya, dan yg terpeting agi mereka adalah jika aku bahagia. Jadi ya it’s okay, kenapa enggak? Karena aku udah yakin aku ini bisa memberikan kebanggan untuk orang orang yg aku sayangi. Aku memulainya dengan mengenal sebuah kata yg aku jadikan sebuah kalimat yg bermakna, bagiku, setiap kata yg terucap akan membawa arti tersendiri bagi mereka yg mengerti dan memahami arti kata itu, satu buah kata artinya bukan hanya satu, misalnya kata CINTA, ada orang yg berkata bahwa cinta itu indah, cinta itu sakit, cinta itu selamanya, cinta itu buta, cinta itu ini, cinta itu itu, dan blaaa, blaaa blaaaa...
Jadi ibaratkan sebuah kata itu adalah langkah awal kita menjalani hidup, yg penuh makna setiap langkahnya, penuh arti, penuh mimpi, penuh harapan dan masih banyak lagi. Maka dari itu, jangan pernah menyianyiakan sesuatu yg datang pada diri kita, hargai dia, dan jangan sampai penyesalan datang ketika kita mulai mengerti akan sesuatu yg datang pada kita itu.
to be continue...

ARTI KEHIDUPAN
Aku berada di Bali selama 1 minggu, aku tinggal disebuah apartement di daerah Denpasar, disana aku menemukan banyak hal yg membuatku merasakan arti hidup yg sesungguhnya, kali ini Nathan menyusulku ke Bali. “Bagaimana tentangmu? Masih mencari inspirasi?”tanya Nathan. “Pastinya Than, aku disini betah banget, bahkan aku pengen tinggal disini terus, disini banyak hal baru, pengalaman baru yg aku temukan, bagiku inilah arti hidup yg sebenarnya, sekarang kamu gimana Than? hahaha”candaku pada Nathan. “Aku sekarang kerja disuatu perusahaan di Jakarta, temen temen yg lain juga udah pada mapan disana, Darwin sekarang juga lagi ngelanjutin sekolah seni di Singapore”kata Nathan. “Oh ya, wah kalian semua itu hebat hebat ya, hahahaa, Than, temenin aku ke suatu tempat yuk?”ajakku, “Kemana Ken?”peasaran, ayo deh ikut aja. Aku mengajak Nathan pergi kesebuah bukit, yg bawahnya ada sebuah danaunya yg jernih. Aku dan Nathan memandangi langit dan membicarakan tentang mimpi kita masing masing. Namun eggak lama kemudian darah segar keluar dari lubang hidungku, pertamanya aku hanya menduga ini hanyalah sebatas mimisan karena kecapekan. Nathan pertamanya juga khawatir banget, tapi aku berusah meyakinkan kalo aku itu nggak apa apa. Beberapa hari setelah Nathan pulang, aku mencoba periksa ke Rumah sakit yg ada di Denpasar, setelah cek ke dokter, kata dokter aku terkena penyakit yg cukup serius, Kanker Darah atau Leukimia dan juga TBC, sering banget aku mngeluarkan darah dari mulut ataupun dari hidung. Aku nggak bisa ngomong ke mereka tentang ini semua aku nggak mau melihat mereka khawatir denganku, dan akhirnya aku menyimpan penyakitku ini dari semua orang. Di apartement kegiatanku hanyalah menulis sebuah kisah, untuk beberapa episode, dan setelah aku menyelesaikannya, aku kirim hasil karyaku ke Jakarta, sekalian aku pulang kampung. Dari jakarta aku langsung ke Bandung, sampai dirumah aku disambut dengan meriah sama keluargaku ini, ada temen temen juga disana, aku memutuskan untuk beberapa hari di Jakarta, dan bertemu dengan Darwin dalam sebuah Rumah singgah dipedesaan yg masih alami suasananya. “Selamat ya Ken, kamu bener bener orang yg berinspirasi, dan berprestasi aku bangga sama kamu”puji Darwin, “Thanks darwin, gimana dengan kabarmu?”. “Ya kaya gini Ken”. Lama kelamaan aku jadi semakin males sama darwin, dia terlalau mengampangkan hidupnya, dan tanpa berfikir panjang dengan apa yg akan dia lakukan. Dan aku sangat benci dengan orang yg seperti itu. Setelah berjalannya waktu aku mencoba untuk menghindar dari Darwin, waktu di Bali aku nggak bisa ngerjain tulisan aku, karena Darwin selalu menggangguku, dan selalu meminta waktuku, lalu sekarang dia kembali ke Singapore dan tinggal disana. Lalu aku menyisakan waktuku di Jakarta buat sama keluarga. Dan selama aku di Jakarta, mbak Wilga married dengan cowok idamannya yaitu mas Titan. Mbak Wilga sekarang bekerja sebagai Dokter dan mas Titan adalah rekan kerja mbak Wilga, mas Rafa sekarang juga udah punya cewek namanya mbak Serin.
Waktu itu Nathan dateng ke rumah. “Hey than, makan sini”ajak mas Rafa, mas Refa, dan mas Titan. “Udah kok mas, udah makan kok”jawabnya. “Oh mau cari Ken? Dia diatas, samperin gih”perintah mas Rafa. Lalu dengan pelan Nathan mengetuk pintu kamarku, “Ken? Ken?”panggil Nathan. “Heyyy Nathaaan? Pakabar?”tanyaku dengan bahagia. “Baik banget Ken, kamu?”. “Aku baik kok than, tapi besok aku harus balik ke Bali, oh ya, bantuin beres beres yuk Than. Waktu itu aku sangat merasa nyaman dengan Nathan, dia yg selalu ada buat aku, selama ini. “Jadi gimana than? Besok aku harus bawa buku yg ini apa yg ini?”tanyaku sambil memandang Nathan. “Emmm jadi, jadi, kita jadian aja yuk?”jawaban Nathan yg membuatku kaget. “Apa? Jadian?”.”Iya jadian, mau?”tanya nathan. “mmmmm mmau”jawabku dengan gugup, sejak saat itu aku bahagia bisa memiliki Nathan, dia yg selalu ngertiin aku. Kali ini aku merasa lebih nyaman dengan keberadaan Nathan disampingku, walaupun gaada seorangpun yg tahu tentang penyakitku yg semakin parah. Tapi aku yakin arti dari sebuah kesakitan ini, adalah makna dari sebuah kehidupan yg sesungguhnya, yg disitu ada senang, sedih, sakit, seperti rasa nano nano, tapi kita akan merasakan hal yang sangat berarti bagi kita, jika kita tidak menyianyiakan waktu yg telah berpihak pada kita, dan tidak memaksakan segala hal yg diluar kemampuan kita. I’ts Life Sob J

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar